Senin, Agustus 27, 2007

Lega, akhirnya ada waktu juga untuk aku berkumpul bersama istri dan anak-anakku

From: Sandy Kusuma
Sent: 18-May-2007 11:02 AM
To: Erna Kusuma
Subject: "Lega, akhirnya ada waktu juga untuk aku berkumpul bersama istri dan anak-anakku"

Kamis, 18 Mei 2007.

Mama,
Walaupun cukup melelahkan, saya merasa senang bisa seharian bersama Mama dan anak-anak, mulai pagi hari kita bersama-sama ke gereja untuk merayakan “Kenaikan Yesus ke Surga”, kemudian jalan-jalan dan bermain-main di mall, sore hari anak-anak bisa mendengarkan suara papanya bernyanyi, serta malam hari sempat menghantar Deddy ke dokter.

Lega, akhirnya ada juga waktu untuk aku berkumpul bersama mama dan anak-anak…
Hari minggu nanti saya sudah harus berangkat lagi ke china, medan, dan pekan baru, sampai awal bulan juni nanti, waktu yang terasa panjang.

Kekhawatiran saya nampaknya berlebihan, pulangnya Komang bisa jadi membuat Mama menjadi stress mengurusi anak-anak.
Tapi ternyata tidak, Mama dapat mengurusinya dengan baik, sehingga terlambat ke gereja tidak menjadi masalah sama sekali bagi saya.

Ada sedikit rasa malu juga, karena dahulu saya sering mengolok-olok orang yang hobi makan sambal pedas, ternyata sekarang saya malah keranjingan dan nampak lucu di hadapan Mama…

Mengapa waktu satu minggu ini terasa lebih cepat dari yang sudah-sudah?


Anything and Everything,
Papa

Cinta Kasih Keluarga ME telah menular ke keluarga kami

Kami mengikuti ME Angkatan 21, tanggal 11-13 Februari 2005 yang lalu, di Palm Beach. Setelah hampir dua tahun bersama-sama dengan pasutri-pasutri ME lainnya, masih ada saja kejutan-kejutan yang kami terima: kegembiraan, cinta kasih, sampai kepada kejadian-kejadian yang mengharukan hati.
Suatu ketika, tanggal 6 Juli yang lalu, pagi-pagi buta, belum jam enam pagi, pasutri Linda-Hasan menghubungi kami dan menyampaikan akan bertamu ke rumah kami, edan tenan, seperti tidak ada waktu lain yang lebih baik. Ada urusan se-gawat apakah sehingga mesti bertemu sebelum sarapan bahkan sebelum mandi pagi.Kekagetan kami bertambah lagi ketika bel rumah berbunyi, pasutri Linda-Hasan ternyata datang dengan rombongan besar. Mereka ber-ramai-ramai datang ke rumah kami, pagi-pagi buta. Kami begitu terharu ketika menyadari tujuan mereka datang ke rumah kami, sampai-sampai saya mesti berkata-kata dengan suara agak parau menahan haru. Ternyata mereka memberi kami kejutan yang teramat indah, hari itu adalah hari ulang tahun pernikahan kami...
Cerita di atas hanyalah salah satu dari sekian banyak cinta kasih yang terpancar dari keluarga ME, dan kini cinta kasih itu telah menular ke keluarga kami.
Ternyata ME bukan sekedar berakhir-pekan (Week-End) tetapi justru semakin lama menjadi semakin kental cinta kasih di antara kami sebagai pasangan hidup serta cinta kasih kami dengan anak-anak kami.
Sangat disayangkan kalau sesuatu yang luar-biasa ini tidak diraih oleh para pasutri kita.

Sharing Pasutri Erna-Sandy, setelah mengikuti Akhir Pekan ME Distrik XII - Bali, Angkatan ke-21.

Bagaimana saya mendengarkan ME untuk pertama kali?
Erna: Saya mendengarkan ME pertama kali dari kakak ipar yang telah mengikuti sebelumnya.Semula saya menyangka ME adalah lembaga konsultasi perkawinan.Saya tidak tertarik untuk mengikuti akhir pekan ME, karena saya dan pasangan sepakat untuk tidak mengkonsultasikan tentang hubungan kami, kami ingin menyelesaikan setiap permasalahan dengan cara kami sendiri.
Sandy: Saya juga mengetahui ME dari kakak yang waktu itu cukup aktif.Saya mengira ME diperuntukkan bagi pasutri yang bermasalah saja. Saya merasa hubungan dengan pasangan baik-baik saja, meskipun tidak dapat dipungkiri memang ada ganjalan-ganjalan, tetapi tidak sampai mesti ikut ME untuk menyelesaikannya.

Mengapa saya memutuskan untuk mengikuti APME?
Erna: Saya memutuskan untuk mengikuti APME hanya sekedar ingin tahu.Saya tidak berharap sesuatu yang luar biasa terjadi pada diri saya dan pasangan, setelah saya mengikuti APME.Keingin-tahuan saya sebatas pada proses, metoda, dan hasil setelah mengikutinya.
Sandy: Saya merasa penasaran, seperti apa sih APME itu?Jika peserta APME diharapkan dari pasutri yang hubungannya baik-baik saja, lalu apa yang akan di dapat dari APME.Tak satupun pasutri yang telah mengikuti APME mau menerangkan dengan gamblang, bahkan itu kakak saya sendiri, ia diam seribu basa. Katanya, “Jika ingin tahu, iya ikut saja”.Lalu kami memutuskan ikut APME.

Bagaimana perasaan Anda ketika menuju lokasi APME?
Erna: Perasaan saya campur aduk. Sebetulnya saat itu ada beberapa kegiatan pada waktu yang bersamaan. Konsentrasi saya terpecah-belah, belum lagi mesti meninggalkan anak-anak yang masih kecil-kecil, mereka belum pernah ditinggalkan sekaligus oleh Ibu dan Bapaknya..
Sandy: Ada rasa enggan dan ingin membatalkannya, mengingat saya mesti meninggalkan beberapa pekerjaan yang penting bagi bisnis saya.Bahkan satu jam sebelum keberangkatan ke lokasi, saya masih harus terlibat dalam meeting yang sangat penting. Semuanya jadi terburu-buru, sementara saya bertanya dalam hati: Mengapa saya mesti meninggalkan pekerjaan penting hanya untuk APME yang enggak jelas juntrungannya?Tetapi ketika melihat pasangan saya cukup mantap, saya terpengaruh juga dan membulatkan tekad untuk tetap mengikuti APME.

Sharing Pengalaman: Pengaruh ME terhadap diri Anda dan Keluarga Anda?
Erna: Saya merasakan dalam berkomunikasi dengan pasangan menjadi lebih baik. Lebih bisa melihat sisi-sisi baik pasangan. Terhadap anak-anak, saya merasakan keterdekatan yang lebih dibandingkan sebelum mengikuti ME.Saya melihat pasangan saya lebih bersemangat untuk terlibat di komunitas ME.
Sandy: Saya kok merasa seperti mendapat jalan yang jauh lebih mulus untuk berkomunikasi dengan pasangan, permasalahan dapat lebih cepat diselesaikan.

Sharing Pengalaman: Bisa Menerima Diri Sendiri
Erna: Kepercayaan diri saya menjadi lebih baik dengan menyadari betapa pasangan saya mencintai saya, dengan segala kekurangan maupun kelebihan yang ada pada diri saya.
Sandy: Dengan lebih terbuka terhadap pasangan, terutama tentang kekurangan-kekurangan yang ada pada diri saya, sehingga hubungan kami menjadi lebih baik.

Sharing Pengalaman: Bisa menerima dan memahami pasangan, anak-anak, dan orang lain
Erna: Dengan komunikasi yang baik, saya bisa menerima dan memahami apapun yang sedang dialami dan diperbuat oleh pasangan saya, anak-anak, dan orang lain.Saya bisa leluasa mengkomunikasikan segala sesuatu yang ada di pikiran saya, rencana-rencana saya, dan apa yang sedang saya kerjakan, tanpa takut kecewa apabila keinginan saya tidak terpenuhi.
Sandy: APME telah lebih membuka mind-set saya tentang bagaimana caranya untuk dapat menerima dan memahami orang lain, termasuk pasangan dan anak-anak saya.

Sharing Pengalaman: Bisa memahami dan mengamalkan ajaran gereja
Erna: Saya merasa selama ini, pemahaman saya tentang ajaran gereja masih sangatlah kurang, tetapi saya berusaha untuk terus belajar tentang ajaran gereja, yang dalam perjalanan waktu, pemahaman yang saya dapatkan, saya berusaha untuk mengamalkannya, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri saya.
Sandy: Berkenalan, berinteraksi, dan bergaul dengan anggota ME lainnya, yang sebagian besar seiman, membuat saya merasa lebih bisa memahami bagaimana toleransi mesti saya tumbuhkan.

Sharing Pengalaman: Menambah cinta kasih, keakraban dalam keluarga
Di dalam keluarga, kami tidak banyak menerapkan aturan-aturan yang mesti ditaati oleh setiap anggota keluarga, setidaknya, kami tidak ingin terjebak oleh aturan yang kami buat sendiri. Kami, dan juga akhirnya ditiru oleh anak-anak kami, berlomba-lomba untuk menjadi teladan di keluarga kami, sampai akhirnya kami mendapat predikat: Ibu si jago masak, atau Bapak yang serba bisa. Berbuat baik adalah sesuatu yang membuat kita merasa berbahagia. Kepatuhan anak, bukan terjadi karena rasa takut kepada orang tua, melainkan karena mereka memang ingin melakukannya.

20 September 2006, Erna - Sandy.